Thursday, August 9, 2012

Wahai Manusia...

Setiap nafas dihela masuk dan lepas,
Setiap detik kerdipan mata bergerak pantas,
Setiap kali kita merasa belas, ingin bebas dan kadangkalanya puas,
Setiap rasa yang datang dari niat yang ikhlas,
Setiap cerita punya emosi dan situasi yang telah lepas.

Mengapa kita merasa sudah cukup segalanya?
Mengapa kita selalu lupa segala kurniaannya?
Mengapa kita selalu terleka untuk memikirkannya?
Mengapa kebodohan berulang perbuatannya?
Mengapa kesombongan melebarkan sayapnya?

Tanyalah pada hati kenapa selalu membenci?
Tanyalah pula sanubari yang sering iri hati,
Tanyalah diri mengapa masih belum cukup kehidupan ini?
Tanyalah nafsu kerana selalu hasut melulu,
Tanyalah pada akal kerana kehidupan ini bukanlah kekal.

Wahai manusia yang selalunya alpa,
Wahai insan yang terlalu perasan menjadi tuhan,
Wahai saudara yang angkuh mendera bila berkuasa,
Wahai sahabat berhati-hatilah apa yang diperbuat,
Wahai teman kehidupan ini kita telah warisi zaman-berzaman.

Bila satu menjadi dua dan beribu,
Bila air yang boleh membeku dan bebas ke udara,
Bila api yang panas namun tak boleh membakar,
Bila angin yang laju namun mudah hilang diangkasa,
Bila cahaya telah suram dan terang menyuluh segala.

Tuesday, May 29, 2012

Siapa mengelilingi siapa?

Gerakan Bumi Tanpa kita sedari, bumi yang kita tempati tidak pernah berhenti berputar. Dapatkah kamu merasakan gerakan bumi? Lalu, gerak apa saja yang dilakukan bumi? Kemudian, akibat apa yang dirasakan kita sebagai penghuni bumi disebabkan gerakkan tersebut? Mari ikuti penjelasan berikut ini!

1. Gerak putaran Bumi yang kita diami ini selalu bergerak. Salah satu gerak yang dilakukan oleh bumi dan planet lainnya adalah merngorbit Matahari. Putaran ini pada paksinya. Arah putaran bumi dari barat ke timur. Untuk melakukan satu kali putaran bumi memerlukan waktu 23 jam 56 menit 4 detik, dibulatkan menjadi 24 jam. Waktu untuk satu kali putaran disebut satu hari. Setiap hari kita mengalami siang dan malam secara teratur. Pada pagi hari matahari terbit di sebelah timur tanda hari mulai siang dan tenggelam di sebelah barat tanda hari mulai malam. Kejadian alam tersebut disebabkan karena bumi berputar. Ketika bumi berputar, daerah-daerah di bumi yang terkena sinar matahari mengalami siang dan daerah-daerah di bumi yang tidak terkena matahari mengalami waktu malam. Setiap hari kita melihat matahari seolah-olah bergerak dari timur ke barat. Hal ini terjadi kerana kita bergerak mengikuti putaran bumi dari barat ke timur sedangkan matahari diam.

Dengan demikian, kita akan melihat gerak harian matahari. Letak matahari yang seolah-olah berubah ini menyebabkan panas sinar matahari yang kita rasakan pada pagi, siang, dan petang berbeza-beza. Hal ini bukan kerana jumlah sinar matahari yang sampai ke bumi berubah-ubah, tetapi karena arah sinar itu berubah-ubah sehingga luas permukaan yang terkena sinar berbeda-beda pula. Pada pagi dan petang, sinar matahari datangnya miring sehingga daerah yang terkena sinar matahari cukup luas. Oleh karena itu, pada pagi dan petang hari matahari terasa hangat. Pada siang hari, sinar matahari datangnya tegak lurus sehingga daerah yang terkena sinar matahari lebih sempit daripada daerah yang terkena sinar miring. Oleh karena itu pada siang hari sinar matahari terasa lebih panas daripada pagi dan petang hari. Adapun putaran bumi menyebabkan adanya perbezaan waktu di bumi. Perbedaan waktu antara satu tempat dengan tempat lain berdasarkan garis bujur tempat tersebut. Sekali rotasi bumi atau dalam 24 jam, setiap tempat di permukaan bumi telah berputar sebesar 360° bujur. Dengan demikian, setiap 15° bujur ditempuh dalam jangka waktu 1 jam. Setiap garis bujur yang jaraknya 15° atau kelipatannya disebut bujur standard. Waktu bujur standard disebut waktu tempatan. Oleh karena itu, di permukaan bumi terdapat 24 waktu tempatan.

2. Gerak Revolusi Gerak revolusi adalah gerakan bumi berputar pada orbitnya dalam mengelilingi matahari. Waktu yang diperlukan bumi untuk satu kali revolusi disebut kala revolusi. Kala revolusi bumi adalah 365 ¼ hari atau 1 tahun. Perhatikan letak matahari pada bulan Mac, Jun, September! Samakah kedudukan matahari sepanjang tahun? Ternyata sepanjang tahun kedudukan matahari seolah berubah-ubah. Antara bulan Mac-September kita melihat bayangan benda mengarah ke selatan. Hal ini terjadi karena kedudukan matahari ketika itu seolah-olah berada di sebelah utara. Sebaliknya, antara bulan September-Mac kita melihat bayangan benda ke utara. Hal itu terjadi karena kedudukan matahari ketika itu seolah-olah berada di selatan kejadian alam tersebut dinamakan gerak tahunan matahari. Gerakan tahunan matahari adalah matahari seolah-olah melakukan pergeseran dari utara ke selatan dari khatulistiwa. Perhatikan pula perubahan musim sepanjang tahun! Ternyata dalam setahun, kita mengalami perubahan musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Perubahan musim terjadi pula di belahan bumi utara dan selatan. Perubahan musim yang terjadi di belahan utara dan selatan adalah musim dingin, musim bunga, musim panas dan musim musim gugur. Gerakan tahunan matahari dan perubahan musim di permukaan bumi disebabkan karena bumi beredar mengelilingi matahari dan poros matahari miring 32½° dari garis tegak lurus dari orbitnya.

Galileo Galilei Astronomi Itali, beliau menggunakan teleskop untuk mencari bukti bahwa Bumi dan planet-planet lainnya bergerak mengitari Matahari. Gerakan Bulan Bulan merupakan anggota tata surya yang merupakan satelit bumi. Bulan tidak memiliki cahaya sendiri cahaya bulan yang memancar di malam hari adalah sinar matahari yang dipantulkan oleh permukaan bulan. Sebagai satelit bumi, bulan melakukan tiga gerakan sekaligus, yaitu berevolusi terhadap Bumi, berotasi dan bersama-sama bumi mengelilingi matahari. Untuk lebih jelasnya, ketiga gerakan tersebut akan diuraikan di bawah ini! 1. Revolusi Bulan Terhadap Bumi Revolusi bulan terhadap bumi adalah gerakan bulan mengelilingi bumi. Akibat gerakan bulan ini adalah perubahan penampakan bulan. Penampakan bulan tersebut dapat berbentuk bulan mati, bulan sabit, bulan separuh, bulan benjol, dan bulan purnama. Sebenarnya perubahan penampakan bulan karena luas permukaan bulan yang terlihat dari bumi berubah-ubah sesuai kedudukan bulan terhadap matahari dan bumi. Secara garis besar penampakan bulan dilihat dari bumi dibagi menjadi 4 bagian, yaitu sebagai berikut. a. Bulan baru atau bulan mati Pada saat terjadi bulan baru, posisi bulan berada di antara matahari dan bumi, sehingga permukaan bulan yang gelap(tidak terkena sinar matahari) mengahadap ke bumi. Oleh karena itu bulan tidak terlihat dari bumi. b. Kuartir pertama Dari posisi bulan muda atau bulan mati, bulan beredar ke arah posisi kuartir pertama begitu meninggalkan posisi bulan muda, bulan sudah terlihat seperti bentuk sabit. Bulan sabit terus makin besar sampai membentuk setengah lingkaran. Pada saat ini bulan berada di kuatir pertama. c. Kuartir kedua atau bulan purnama Pada posisi ini, bumi berada di antara bulan dan matahari. Seluruh permukaan bulan yang terang (terkena sinar matahari) menghadap ke bumi. Oleh karena itu, bulan terlihat lingkaran penuh dari bumi disebut bulan purnama d. Kuartir ketiga Dari posisi bulan purnama, bulan beredar ke arah kuartir ketiga begitu meninggalkan posisi bulan purnama, bulan sudah mulai mengecil menjadi bulan sabit penampakan bulan terus mengecil sampai terlihat sampai posisi pada kuarti pertama dari kuartir ketiga beredar kembali ke bulan baru atau bulan mati. Revolusi bulan dan rotasi bulan mengakibatkan terjadinya pasang naik dan pasang surut air laut. Ketika pasang naik, permukaan air laut akan naik. Sebaliknya jika pasang surut, permukaan air laut akan turun. Pada saat bulan berevolusi terhadap bumi, air laut di bagian bumi yang menghadap bulan akan tertarik gravitasi bulan sehingga terjadi pasang naik. Sebaliknya, air laut di bagian bumi yang tidak menghadap bulan akan pasang surut. Berdasarkan uraian di atas dapatkah kalian menyebutkan kembali akibat gerakan revolusi bulan terhadap bumi? 2. Gerakan Rotasi Bulan Bulan berputar pada porosnya. Kala rotasi bulan sama dengan kala revolusi bulan terhadap bumi sehingga permukaan bulan yang menghadap bumi selalu sama. Dengan demikian, jika kita mengamati permukaan bulan dari bumi hanya dapat mengamati satu permukaan saja, sedangkan permukaan lainnya tidak teramati. Untuk mengamati permukaan bulan lainnya para ilmuwan meluncurkan pesawat ruang angkasa ke permukaan bulan yang tidak pernah menghadap ke bumi. 3. Gerakan Revolusi Bulan Terhadap Matahari Bulan sebagai satelit bumi selalu mengikuti pergerakan bumi ketika bumi berevolusi terhadap matahari maka bulanpun berevolusi terhadap matahari. Dalam setahun, bulan mengelilingi matahari sebanyak 1 kali dan mengelilingi bumi sebanyak 12kali. Oleh karena itu, dalam setahun ada 12 bulan. C. Gerhana Bumi dan bulan adalah benda langit yang tidak memiliki cahaya sendiri. Jika bulan atau bumi terkena cahaya matahari maka pada bagian belakang bulan atau bumi akan terbentuk bayangan. Karena ukuran matahari jauh lebih besar daripada ukuran bulan atau bumi maka terbentuk dua macam bayangan berbentuk kerucut, yaitu umbra dan penumbra. Umbra atau bayangan inti bayangan di bagian tengah yang sangat gelap. Penumbra atau bayangan semu adalah bayangan samar-samar di sekeliling umbra. Jika dalam peredarannya, bumi memasuki bayangan bulan atau bulan memasuki bayangan bumi maka akan terjadi gerhana. Ada dua macam gerhana, yaitu gerhana bulan dan gerhana matahari. 1. Gerhana Bulan Gerhana bulan terjadi pada saat bulan purnama. Gerhana bulan terjadi jika bumi berada di antara matahari dan bulan, serta matahari, bumi, dan bulan berada pada satu garis lurus, sehingga bulan memasuki bayang-bayang bumi, atau cahaya matahari ke arah bulan terhalang oleh bumi. Gerhana bulan terjadi ketika bulan berada di penumbra dan umbra yang berlangsung selama ± 6 jam. Ketika bulan berada di penumbra disebut gerhana bulan penumbra. Ketika bulan sebagian berada di penumbra dan sebagian lagi berada di umbra disebut gerhana bulan sebagian. Sedangkan, ketika bulan berada di umbra disebut gerhana bulan total. Gerhana bulan total berlangsung selama ±1 jam 40 menit.
2. Gerhana Matahari Gerhana matahari terjadi pada saat bulan baru. Pada saat gerhana matahari, bulan di antara matahari dan bumi, serta matahari, bulan, dan bumi berada pada satu garis lurus. Sehingga bumi memasuki bayang-bayang bulan, atau cahaya matahari ke bumi terhalang oleh bulan. Perhatikan gambar berikut! Gerhana matahari dibedakan atas gerhana matahari sebagian, gerhana matahari total, dan gerhana matahari cincin. Gerhana matahari total adalah gerhana matahari yang diamati dari daerah umbra. Gerhana matahari total berlangsung selama ± 6 menit. info Harap mengulang inquiryGerhana matahari sebagian adalah gerhana matahari yang diamati dari daerah penumbra. Orbit bumi dan orbit bulan berbentuk elips. Oleh karena itu, jarak bumi-bulan tidak selalu sama tetapi berubah-ubah. Ketika terjadi gerhana matahari cincin; letak bumi-bulan pada jarak terjauh sehingga: a. kerucut umbra bulan lebih pendek daripada jarak bumi-bulan; dan b. bumi terkena perpanjangan kerucut umbra bulan. Perhatikan gambar di samping! Jangan sekali-kali melihat langsung pada saat terjadi gerhana matahari! Pada saat gerhana, sinar matahari masih sangat menyilaukan jika dilihat langsung oleh mata kita. D. Penentuan Penanggalan Kalender Berdasarkan Gerak Bumi dan Bulan 1. Kalender Masehi Kalender Masehi ditentukan berdasarkan kala revolusi Bumi terhadap Matahari. Satu kali revolusi bumi memerlukan waktu 365¼ hari. Kala revolusi bumi ini digunakan sebagai patokan penanggalan tahun syamsiah atau masehi. Satu tahun pada penanggalan syamsiah ditetapkan lamanya 360 hari yang terdiri dari dua belas bulan. Jumlahnya hari dalam setiap bulannya berbedabeda, ada yang 28 hari, 30 hari, dan 31 hari. Satu tahun ditetapkan 365 hari, sedangkan kala revolusi bumi 365 ¼ hari. Setelah empat tahun kekurangannya menjadi satu hari. Oleh karena itu, setiap empat tahun: a. jumlah hari pada bulan Februari bertambah satu menjadi 29hari; b. jumlah hari dalam satu tahun menjadi 366 hari. Tahun dengan ciri-ciri di atas disebut tahun kabisat. Agar mudah mengingat tahun kabisat, ditetapkan angka tahunnya habis dibagi empat. 2. Kalender Hijriah Kalender Hijriah ditentukan berdasarkan kala revolusi Bulan terhadap Bumi. Sekali berevolusi terhadap bumi, bulan membutuhkan waktu selama 29 hari 12 jam 44menit 3 detik. Kala revolusi bulan terhadap bumi ini dimanfaatkan oleh umat Islam untuk menentukan tahun Hijriah atau Komariah. Jumlah hari pada setiap bulan di kalender Hijriah berselang-seling 30 dan 29 hari. Dengan demikian, satu bulan dibulatkan menjadi 29,5 hari. Akibat pembulatan ini, maka pada tahun Hijriah pun ada tahun kabisat yang jumlah harinya 355 hari. Dalam 30tahun, terdapat 11 tahun kabisat. Satu tahun Hijriah lamanya 354 hari. Sedangkan satu tahun Masehi lamanya 365 hari. Oleh karena itu, tahun Hijriah lebih cepat 11hari daripada tahun Masehi. Hal ini menyebabkan hari-hari besar bagi umat Islam selalu berubah-ubah lebih cepat 11 hari dari pada tahun sebelumnya pada kalender masehi

Ku kenal mereka...

by M Effendi M Noor on Thursday, June 30, 2011 at 11:12am
Aku t'lah kenal mereka, bukan dengan kata-kata manis mulut bual bicara. Aku t'lah kenal mereka, muka manis senyum indah seindah sang suria. Aku t'lah mengenal mereka, gerak laku tak mampu menipu. Aku t'lah kenal mereka, sedang ketawa melihat mangsa diperbodohkan mereka, Aku t'lah kenal mereka, manusia palsu yang hidup sekadar bergembira selagi ada nyawa, terlupa siapa mereka menindas sesama manusia. Aku t'lah kenal mereka, seronok menjadi tuhan menghukum dengan bebas tanpa perasaan belas. Aku t'lah kenal mereka, suka berpura-pura lupa yang nasib dan takdir hidup tidak semuanya sama. Aku t'lah kenal mereka, menjaga perut dan nafsu suka-suka biar lantak semua manusia terpenjara. Aku t'lah kenal mereka, memerangkap minda yang sentiasa alpa yang sekadar menjadi mangsa. Aku t'lah kenal mereka, pendusta kata dan pelobi kuasa atas kuasa. Aku t'lah kenal mereka, penjarah kedamaian dengan bunga keburukan tidak bertaman. Aku t'lah kenal mereka, saksi bisu yang hanya tahu berlagu. Aku t'lah kenal mereka, lemah dengan segala sifat yang baharu. Aku t'lah kenal mereka, sentiasa lihat keburukan dengan simpati palsu. Aku t'lah kenal mereka, pakaian bohong dengan selera yang hina. Aku t'lah kenal mereka, sekadar hanya menarik nafas terus terasa diri hebat dan bebas. Aku t'lah kenal mereka, menjadi binatang yang dipelihara oleh pemberi makannya.Aku t'lah kenal mereka, jika kenyang perutnya ketawapun panjang mereka cerita dusta. Aku t'lah kenal mereka, sentiasa fikir di kepala siapa yang akan ditertawakannya. Aku t'lah kenal mereka, jika makan sepuasnya dan jika tidur mahu senyenyaknya. Aku t'lah kenal mereka, sentiasa disekeliling kita dengan tawaran yang berbeza-beza dan ajakan bersimpang siur dari jalan yang betul. Aku t'lah kenal mereka, suka memperdaya siapa sahaja asalkan sesaat dapat berhibur dan berlibur. Aku t'lah kenal mereka, bukan DIA yang membawa petunjuk dan CAHAYA di atas CAHAYA. Aku t'lah kenal mereka, mereka tidak mampu memberinya walau dengan kata-kata dan janji indah fatamorgana.Dia yang ESA pemegang mutlak segalanya namun penuh belas ehsannya yang mengatasi segala-galanya. Aku t'lah jatuh CINTA, hanya DIA yang MAHA segala sifat-sifatnya.

Tuesday, February 14, 2012

Orang Melayu mengikut F. Swettenham (“The Real Malay”)

Dalam Stories and Sketches by Sir F. Swettenham; selected and introduced by William Roff, Oxford University Press) adalah sebagaimana berikut ini:

Untuk memahami orang Melayu dengan mendalam, Swettenham berpendapat, seseorang itu perlu tinggal di kalangan mereka, menghormati agama dan kepercayaan mereka, meminati kecenderungan mereka, perlu bersifat toleransi dan jangan memandang serong terhadap prejudis mereka, bersimpati dan membantu mereka ketika mereka dalam kesusahan dan kalau boleh bukan sahaja berkongsi keseronokan mereka tetapi juga risiko yang mereka hadapi. Hanya dengan cara ini sahaja seseorang itu boleh memperolehi kepercayaan dan keyakinan orang Melayu. Melalui keyakinan ini sahaja seseorang itu akhirnya boleh memahami hati budi orang Melayu, terutama bersifat batiniah itu.

Orang Melayu yang sebenarnya, adalah pendek, berbadan tegap dan gempal. Rambutnya lurus hitam, kulit sawo matang, hidung dan bibirnya tebal dan matanya cerah dan nampak cerdik. Tingkahlakunya lemah lembut dan mudah untuk didampingi. Orang Melayu bersifat curiga terhadap orang luar tetapi tidak menunjukkan sikap tersebut secara terbuka. Orang Melayu berani dan boleh dipercayai menjalankan tanggungjawabnya dengan baik. Walau bagaimanapun dia bersifat boros dan suka meminjam wang tetapi lambat membayarnya balik. Dia petah dan bijak bercakap, pandai berkias (dan mungkin juga menyindir), sering memetik peribahasa dan kata-kata hikmah, pandai melawak dan berjenaka dan sukakan kepada jenaka yang baik. Orang Melayu suka ambil tahu hal orang lain, terutama jirannya. Oleh itu orang Melayu dikatakan kuat gosip atau suka menjaga tepi kain orang lain. Orang Melayu beragama Islam dan pada pendapat Swettenham ini menyebabkan mereka bersifat fatalistik, iaitu percaya kepada qada’ dan qadar (nasib dan rezeki ditentukan Allah). Tetapi pada masa yang sama mereka juga percaya kepada perkara-perkara karut dan tahyul yang bertentangan dengan Islam. Dia tidak minum arak dan jarang sekali menghisap candu tetapi dia amat minat berjudi, sama ada menyabung ayam ataupun permainan-permainan yang ada elemen pertaruhan.

Secara semulajadi orang Melayu adalah ahli sukan. Mereka suka dan berminat menangkap dan menjinakkan gajah. Mereka juga merupakan seorang nelayan atau penangkap ikan yang cekap. Dari satu segi orang Melayu konservatif, bangga dan megah terhadap negerinya dan masyarakatnya. Mereka menyanjung adat dan tradisi lama masyarakat Melayu. Mereka takut kepada Raja, hormat dan tunduk kepada kuasa. Orang Melayu memandang rendah kepada sebarang pembaharuan dan seboleh-bolehnya akan menolak sebarang pengenalan kepada perubahan secara mendadak. Sebaliknya, jika mereka diberi masa untuk memeriksa dan menelitinya dan perubahan tersebut tidak dipaksa ke atas mereka, mereka boleh diyakinkan tentang keuntungan dan faedah yang boleh dicapai melalui pembaharuan-pembaharuan tersebut. Orang Melayu cepat mempelajari ilmu yang diajar kepadanya. Bagi Swettenham, sekiranya orang Melayu ingin dan juga bercita-cita tinggi dia boleh menjadi seorang mekanik yang baik. Walau bagaimanapun orang Melayu malas. Dia tidak mempunyai sebarang perancangan yang teratur di dalam hidupnya. Dia tidak tahu tentang ketepatan masa termasuk juga waktu makannya. Padanya waktu itu tidak penting. Rumah orang Melayu tidak tersusun dan kotor tetapi dia mandi dua kali sehari. Dia juga suka berhias dan memakai pakaian yang kemas. Orang Melayu tidak toleran kepada sebarang penghinaan. Baginya malu yang diterima hanya boleh dibersihkan dengan darah. Dia akan masam muka dan memendam rasa apabila kewibawaannya dan maruahnya tersentuh atau terguris sehingga dia dirasuk oleh perasaan hendak membalas dendam. Jika dia tidak dapat membalas pada orang berkenaan atau berkaitan dia akan mengancam orang pertama yang ditemuinya, tidak kira lelaki atau perempuan, tua atau muda. Inilah yang dikatakan amuk. Semangat kesukuan kuat di kalangan orang Melayu. Dia taat dan setia kepada Raja, Penghulu dan pemimpin. Pemberian kurnia oleh Raja kepada rakyat dan pemberian hadiah dari rakyat kepada Raja adalah satu amalan yang biasa.Walaupun orang Melayu beragama Islam dan sanggup dipaku hidup-hidup dari menolak agamanya, orang Melayu bukannya menganggap agama orang lain rendah. Dia juga bukan seorang hipokrit. Kehidupannya akan menghadapi kitaran hidup berikut:

Pada masa kecil dia dijaga dengan baik, dia tidur bila dia suka dan makan apabila dia merasa lapar (elemen masa tidak penting). Dia jarang dipukul atau dirotan, oleh itu dia jarang menangis. Pada umur 15 atau 16 tahun dia rajin belajar dan dihantar mengaji Qoran walaupun mengaji dalam bahasa yang dia tidak faham. Pada umur di antara 16 hingga 25 tahun dia harus dielakkan kerana pada peringkat umur ini dia suka bersuka-sukaan, berfoya-foya, boros, pemurah, suka berjudi, banyak terikat dengan hutang, sering terlibat dalam melarikan isteri jirannya dan suka menonjol-nonjolkan dirinya. Selepas itu jika dia tidak meneruskan dengan perangai buruknya, dia akan cuba, dengan bantuan orang-orang yang lebih tua darinya, berusaha memantapkan kedudukan sosialnya. Jadi, apabila dia mencecah umur 40 tahun dia akan menjadi seorang manusia yang bijak (dan berpengalaman). Anak perempuan pula dibiarkan hidup bebas sehingga umur 5 tahun dan kemudian diberi pakaian yang sempurna. Sejak itu dia dididik dan diasuh dalam membantu kerja-kerja rumah dan dapur. Dia juga diajar turun ke sawah. Tujuannya untuk menyediakan menjadi seorang isteri dan ibu yang baik. Pada peringkat umur 15/16 tahun dia sukakan pakaian yang cantik dan juga sudah tahu memakai barang-barang kemas. Gadis yang belum kahwin diasuh dan diajar bagi mengelakkan dari mengadakan hubungan dengan lelaki yang tidak ada tali persaudaraan dengannya. Selepas berkahwin orang perempuan Melayu mendapat kebebasan yang seluas-luasnya. Orang Melayu amat mementingkan bangsa dan keturunan. Lelaki Melayu boleh kahwin empat dan boleh menceraikan isteri/ isteri-isteri dan menggantikan mereka dengan isteri yang baru. Sekiranya dia mampu dia akan menggunakan kesempatan ini tetapi lelaki Melayu jarang-jarang mempunyai empat orang isteri pada satu masa.

Orang Melayu mengikut pandangan Hugh Clifford (“The Pople of the East-Coast” dalam buku, In Court and Kampung)

Clifford adalah Residen di Pahang dan beliau menceritakan tentang negeri-negeri Pantai Timur iaitu Pahang, Terengganu dan Kelantan. Walaupun negeri-negeri ini berdekatan tetapi rakyat negeri-negeri ini jauh berbeza, sama ada dari segi rupa, pakaian, dialek, watak mahupun adat resam. Orang Pahang, mengikut Clifford, hanya menggunakan fikiran dan minda mereka untuk mencari jalan berkelahi, bergaduh, berasmara dan bercumbu dan berjudi, yang mereka tahu dan sedar dilarang sama sekali oleh agama Islam. Orang Pahang, jelasnya, adalah seorang penyabung ayam dan pejudi yang sering terlibat dalam pergaduhan. Dia mempunyai perasaan bangga dirinya, bangsanya dan negaranya. Dia kurang arif, kurang ugama dan kurang daya keintelektualannya sehingga dibuat orang Melayu lain bidalan tentang mereka: kecek anak Melaka; bual anak Minangkabau; tipu anak Rembau; bidaah anak Terengganu; penakut anak Singapura; pencelok anak Kelantan dan sombong anak Pahang. Namun demikian, orang Pahang juga banyak kualiti yang baik. Mereka jantan dan berani mati. Kelemahan mereka adalah di permukaan sahaja dan mereka jarang mahu menyurukkan kelemahan ini. Mereka sombong! Mereka berpakaian segak dan sebagai kaki judi sering boros. Mereka juga suka bertindak mengikut nafsu tanpa berfikir panjang tentang hasil atau kesan tindakan mereka. Mereka juga amat taat dan setia kepada Raja. Begitu juga taat setia mereka kepada seseorang atau sesiapa yang dipercayainya, tidak berbelah bagi. Hubungan ini adalah berasaskan saling mempercayai di antara satu sama lain. Mereka sentiasa bergembira dan suka melawak dan berjenaka dan bahan ketawa mereka adalah orang lain (suka mengusik dan mempermainkan orang lain). Mereka tidak suka membaca atau bekerja. Mereka juga tidak boleh dipaksa membaca Koran. Mereka juga hanya akan sembahyang setelah dipaksa. Mereka menghadiri sembahyang Jumaat kerana takut kena denda. Kalau boleh orang Melayu tidak mahu bekerja dan tidak akan melakukan sebarang kerja walapun dibayar gaji atau upah yang tinggi dan lumayan. Dia akan melakukannya (kerja) apabila dia dikerah, iaitu atas permintaan dan suruhan orang-orang besar ataupun raja. Kerja-kerja kerah tidak dibayar upah dan di dalam kebanyakan kes mereka terpaksa membawa makanan sendiri. Kerja Raja dikelek sedangkan kerja sendiri diabaikan. Mereka akan mengerjakan kerja-kerja kerah ini tanpa sebarang rungutan seolah-olah itu adalah tugas hakiki mereka. Clifford melihat ini sebagai satu sifat yang bertentangan dengan jiwa orang Melayu itu. Dari satu segi, secara sukarelanya, orang Melayu malas bekerja walaupun ganjaran yang dibayar lumayan tetapi dari satu segi yang lain dia sanggup pula dipaksa bekerja dan menyerahkan tenaganya secara percuma.

Orang Terengganu pula jauh berbeza daripada orang Pahang. Paling utama, mereka sukakan keamanan dan keharmonian. Kegiatan dan minat mereka ialah kepada perniagaan dan perdagangan. Apa yang mereka mahu ialah kebenaran dan kebebasan untuk mencari rezeki tanpa diganggu. Namun demikian, mereka tidak menunjukkan sikap taksub dan taat setia membabi buta seperti yang ditunjukkan oleh orang Pahang, yang akhirnya (iaitu orang Pahang) terpaksa menanggung bermacam kerenah, helah dan juga bencana dari Raja dan kerabat Diraja mereka sendiri. Bagi Clifford, orang Terengganu hanya berminat untuk belajar, berdagang dan bertukang. Sejak kecil lagi dia dibesarkan dalam suasana buku, duit dan tawar menawar perniagaan dan perdagangan. Dikatakan dia tahu memuji dan mengangkat tinggi nilai dan mutu barang-barang yang hendak dijualnya dan menawar atau menurunkan harga barangan yang hendak dibelinya sebaik sahaja dia pandai bercakap. Orang Terengganu dilahirkan dalam dunia perniagaan dan perdagangan. Dia boleh dan sanggup berbohong semasa berniaga, tanpa segan dan silu ataupun malu sehingga mereka terkenal ataupun dikenali sebagai pembohong yang paling terkenal di Tanah Melayu.

Sekiranya seorang kanak-kanak Pahang dibesarkan dalam suasana perang atau khabar angin tentang peperangan, dan dia pula akan bercita-cita apabila besar nanti mahu menjadi seorang pahlawan terbilang, tetapi berlainan pula dengan kanak-kanak Terengganu. Walaupun lelaki Terengganu memakai senjata tetapi dia kurang tangkas menggunakan senjata tersebut. Keris yang dipakai hanya sebagai pelengkap pakaian lelaki sahaja. Keadaan ini berlaku kerana masyarakat Terengganu memberi sanjungan yang lebih dan memandang tinggi mereka yang berpendidikan atau yang mempunyai kemahiran-kemahiran yang tertentu. Jelasnya orang Terengganu memuliakan mereka yang berpelajaran dan berilmu sama ada yang menguntungkan mereka di dunia mahupun akhirat. Bagi Clifford, orang lelaki Terengganu dibesarkan sebagai pengecut tetapi mereka tidak mahu mengakui hakikat ini. Pandangan Clifford ini mungkin tidak adil kerana mencintai keamanan dan tidak suka bergaduh bukanlah sifat orang yang pengecut. Sebaliknya ia menggambarkan seseorang yang ingin tinggal di dalam sebuah masyarakat yang madani.

Walau bagaimanapun prestasi dan imej orang Melayu Terengganu adalah lebih baik dari orang Melayu lain, bukan sahaja di Pantai Timur tetapi juga di Semenanjung Tanah Melayu. Umumnya, seseorang anak Terengganu itu telah tamat membaca Koran sebelum akil baligh lagi. Pada masa yang sama mereka juga tahu menulis dan membaca jawi. Jadi masyarakat Terengganu adalah masyarakat yang mementingkan ilmu. Namun demikian, orang Terengganu lebih terkenal kerana kemahiran mereka dalam bidang kraftangan. Hasil tangan seperti barangan tembaga, senjata dan juga pertukangan kayu mereka adalah yang terbaik, tercantik dan terhalus di kalangan orang Melayu di Semenanjung Tanah Melayu. Begitu juga dengan hasil tenunan kain dan songket mereka. Mereka juga dikatakan pandai membuat barang-barang tiruan, contohnya, serban yang diekspot setiap tahun ke Mekah dan dijual di sana sebagai barangan tempatan yang dihasilkan oleh Arab Saudi sendiri. Dari segi pakaian, pakaian orang Terengganu jauh berbeza dari orang Pahang. Kita boleh kenal orang Terengganu sebelum dia membuka mulutnya. Walau bagaimanapun Clifford tidak menjelaskan apakah yang dimaksudkannya. Namun begitu, sekiranya kita hendak buat andaian mungkin pakaian orang Terengganu itu lebih kemas sesuai dengan kerja mereka sebagai peniaga dan pedagang.

Orang Kelantan juga mempunyai ciri-ciri mereka tersendiri. Bagi mereka yang berjumpa dengan orang Kelantan buat kali pertamanya mungkin tidak akan faham tentang tutur-katanya. Orang Kelantan juga tidak faham bahasa orang lain kecuali dialeknya sendiri. Rupa atau paras orang Kelantan serupa sahaja; tidak begitu bersih baik dari segi rupa mahupun perangai. Walau bagaimanapun dia mempunyai temperamen yang baik dan sentiasa bergembira. Orang Kelantan kuat dan gagah. Mengikut Clifford, ada orang Kelantan yang boleh memecahkan pintu dengan kepalanya. Contohnya, seorang lelaki yang diberi gelaran Awang Kepala Keras. Selain itu, dia juga boleh memikul beban yang berat, mengayuh perahu untuk beberapa jam dan boleh melakukan kerja lebih dari orang Melayu lain. Tingkahlaku orang Kelantan agak kasar dan tidak sensitif seperti orang Melayu lain. Mereka kurang prihatin terhadap perasaan orang lain. Orang Kelantan berani tetapi beraninya membabi buta tanpa memikirkan akan bahaya yang mungkin dihadapi. Bagi masyarakat lain di Pantai Timur (orang Pahang dan Terengganu) watak baik orang Kelantan ditenggelami oleh reputasi orang Kelantan sebagai pencuri, perompak atau penceluk. Semasa merompak mereka dikatakan menggunakan senjata tajam yang dikenali sebagai parang jengok. Perempuan Kelantan lebih menonjol dari wanita-wanita lain di Tanah Melayu. Mereka sering kelihatan di pasar sama ada meniaga atau membeli. Mereka senang bertutur mesra dengan semua orang dan tidak menunjukkan sifat-sifat malu yang lazim ditunjukkan oleh perempuan Melayu yang lain. Ada kalanya kemesraan mereka khusus dengan pelanggan lelaki bersifat `flirtatious’ atau kemanja-manjaan. Di Kelantan, lelaki dan perempuan, lain cara berpakaian mereka jika dibandingkan dengan orang Melayu lain. Orang lelaki Kelantan tidak memakai baju atau seluar sebaliknya mereka lebih selesa memakai sarung. Kain sarung diikat singkat hingga ke lutut dan apabila duduk lutut mereka terdedah. Orang perempuan Kelantan pula suka berkemban dan bahagian bahu dan dada sering terdedah. Cara berpakaian begini membuat orang lain menganggap orang Kelantan tidak beradat dan beradab sopan. Sebelum tahun 1888 orang Kelantan takut ke Pahang kerana orang Pahang menganggap orang Kelantan itu hanya layak untuk menajamkan matakerisnya sahaja. Dalam perkataan lain orang Kelantan itu baik dibunuh sahaja. Seperti orang Melayu lain di Pantai Timur, orang Kelantan juga suka berjudi sama ada berlaga ayam, kambing atau kerbau.

Pada keseluruhannya bagaimanakah agaknya cara hidup orang Pantai Timur? Mengikut Clifford, di Kelantan, Terengganu dan Pahang, cara hidup mereka hampir serupa. Di kawasan pendalaman rakyatnya lebih lurus dan amanah, lebih rajin, mengalami prubahan yang sedikit dan hidup mereka sehari-hari berkisar kepada saraan hidup semata-mata. Mereka juga cepat tua. Mereka bangun pagi, bekerja atau rehat pada waktu siang dan tidur sebaik sahaja hari malam. Hidup mereka mudah dan sudah pasti membosankan. Hidup mereka sederhana dan kebanyakan mereka tidak mampu untuk kahwin lebih dari satu. Penduduk yang tinggal di tepi pantai pula berbeza. Gosip dari istana, cerita-cerita tentang keberanian pahlawan, perbincangan tentang ilmu dan sebagainya memenuhi masa hidup mereka. Bagi golongan remaja lelaki, dayang-dayang dan gundek-gundek Raja keadaan dan pergaulan yang bebas menambahkan lagi kenakalan remaja mereka. Walaupun risikonya tinggi, golongan remaja ini jarang-jarang mahu melepaskan peluang tersebut. Mereka yang didapati berkendak dengan gundek Raja bolah dihukum bunuh.

Orang Melayu mengikut pandangan Munshi Abdullah (Kisah Pelayaran Abdullah)

( Diselenggarakan oleh Kassim Ahmad).

Pelayarannya ke Kelantan, Abdullah telah sempat juga singgah di Pahang (Pekan) dan Terengganu (Kuala Terengganu). Sebagai seorang etnografer dia telah mencatatkan dengan detail apa yang dapat diperhatikannya di ketiga-tiga buah negeri di Pantai Timur ini. Catatannya ini menarik jika kita bandingkan perbezaan dan persamaan pandangan tersebut dengan apa yang ditulis oleh Hugh Clifford. Mengikut Abdullah, negeri Pahang seperti sebuah dusun, penuh dengan tumbuh-tumbuhan yang menghijau. Tidak terdapat sebarang pasar, kedai atau lorong untuk orang ramai berjalan kaki. Abdullah percaya negeri Pahang kaya dengan hutan sebab penduduknya malas. Sekiranya hutan-hutan ini ditanam dengan pokok-pokok yang boleh mendatangkan hasil usaha tersebut pasti berjaya kerana tanah Pahang subur. Mengikut pemerhatian Abdullah, dari 100 orang penduduknya hanya 10 orang sahaja yang nampak berkerja. Yang lainnya, sama ada lalai, miskin atau suka berbuat jahat (mungkin maksud Abdullah, mencuri atau menjadi samseng kampung). Setiap lelaki Pahang ada sekurang-kurangnya 4-5 jenis senjata yang tidak bercerai dari tubuhnya. Tabiat lelaki Pahang ialah suka melawar sahaja. Gemar memakai seluar dan kain-baju yang bagus-bagus sahaja tetapi malas bekerja atau tidak mahu berusaha. Kebanyakan mereka kurus kering keana mereka juga suka menghisap madat atau candu. Jelasnya ramai orang Melayu Pahang yang ketagih candu. Rumah mereka rumah atap. Bergantung kepada taraf hidup, rumah mereka ada yang kecil dan ada yang besar. Kesemua rumah tersebut didirikan di atas darat. Namun demikian, kawasan keliling rumah mereka semak-samun. Kampung orang Melayu Pahang tidak tersusun kerana rumah-rumah yang didirikan tanpa perancangan dan peraturan. Terdapat sebuah rumah di sini dan sebuah rumah di sana. Ada rumah yang dibina dalam hutan dan yang didirikan di tepi pantai. Ada kawasan rumah yang dipagar dan ada yang tidak dan dibiarkan begitu sahaja. Kawasan di bawah rumah selalunya kotor. Di bawah rumah, biasanya di bawah rumah dapur akan terdapat kelimbahan atau lopak air yang bertakung dan menjadi dalam apabila dicakar dan disudu oleh ayam dan itik yang mencari sisa-sisa makanan yang dibuang ke dalamnya selepas pinggan mangkuk makan dibasuh. Kawasan ini dan juga rumah berbau busuk kerana tidak terdapat longkang untuk mengalirkan air yang bertakung itu. Di bawah rumah juga terdapat banyak sampah sarap yang disapu dari atas rumah. Setiap malam unggun api akan dipasang di bawah rumah untuk menghalau nyamuk. Asap sering naik ke rumah menyebabkan mata menjadi pedih dan berair. Pakaian di atas rumah juga akan menjadi hitam disebabkan asap dan jelaga. Tanaman yang banyak ditanam di sekeliling rumah ialah pokok nyiur dan pinang. Harga 8 buah nyiur ialah seringgit. Terdapat juga sayur-sayuran seperti keladi, ubi, keledek, tebu, pisang dijual tetapi hasil kebun ini datangnya dari kawasan hulu negeri. Orang Pahang juga memelihara ternakan seperti kambing, kerbau, lembu, ayam dan itik. Jelasnya, cara hidup orang Pahang adalah cara hidup masyarakat tani (peasang) atau masyarakat kampung yang di samping bercucuk tanam dan berternak untuk saradiri juga menghasilkan tanaman kontan. Oleh kerana kawasan persekitaran kampung kotor dan tidak tersusun cara pembuangan sampahnya, maka kawasan ini menjadi kawasan kegemaran gagak yang tertarik dengan kekotoran dan bangkai-bangkai yang bersepah. Hasil dagangan Pahang yang terbesar ialah emas dan timah. Ada juga penduduk yang menghasilkan sutera. Ada juga antara mereka yang ke hutan mencari kayu kemuning, damar dan rotan. Wang yang digunakan di Pahang dikenali sebagai tampang. 16 tampang = 1 ringgit.

Dari segi sistem sosialnya, terdapat ramai golongan Sayid (Syed) di Pahang. Kononnya mereka adalah keturunan nabi. Maka cucu-cicit mereka juga memakai gelaran Syed pada awal nama mereka. Di Pahang terdapat juga golongan yang dikenali sebagai golongan Sheikh. Gelaran ini juga dipakai turun-temurun. Bahasa yang digunakan oleh orang ramai apabila bercakap dengan golongan ini serupa seperti mereka bercakap dengan golongan Raja-Raja. Mereka bertengku dan berhamba Tengku. Pekerjaan golongan ini berniaga. Di kalangan ini lebih ramai yang kaya dari yang miskin. Rumah-rumah mereka lebih baik dan cantik dari rumah orang Melayu. Nampak jelas bahawa golongan ini wujud sebagai satu kelas yang nyata. Mereka mengamalkan cara hidup dan status yang jauh lebih baik dari rakyat Pahang yang lain. Penempatan atau perkampungan mereka jauh berbeza dari perkampungan orang Melayu. Mereka tinggal di tepi pantai dan di kawasan perkampungan itu terdapat sebuah masjid. Anak-anak mereka dihantar mengaji di masjid tersebut walaupun mereka tidak faham tentang apa yang mereka baca. Namun demikian kebanyakan rakyat biasa tidak tahu membaca dan sekiranya keadaan ini dibiarkan nescaya akan merosakkan generasi orang Melayu yang akan datang. Di Pahang, seperti di negeri-negeri Melayu yang lain, terdapat juga golongan istana atau Raja yang merupakan pemerintah negeri. Mengikut Abdullah, anak-anak Raja Pahang menaruh berpuluh-puluh hamba Raja. Hamba Raja wujud apabila orang yang bersalah melakukan jenayah bunuh mengadap Sultan dan di samping memohon maaf di atas perbuatannya menyerahkan juga dirinya kepada sultan untuk dijadikan hamba Raja. Status dan kedudukan hamba raja tinggi dan ditakuti oleh orang ramai. Di dalam kebanyakan hal mereka menjadi tukang pungut hutang dan tukang pukul anak-anak raja. Mereka bolehlah dianggap sebagai samsing kampung. Mereka sering digunakan oleh pihak raja dan anak-anaknya untuk mengganggu anak-isteri orang. Oleh kerana mereka dilindungi raja maka ditakuti dan boleh melakukan apa-apa sewenang-wenangnya. Sekiranya mereka dibunuh sultan akan menuntut tujuh nyawa kerabat orang yang membunuh hamba raja tadi. Terdapat dua cara hukuman bunuh dilaksanakan di Pahang, iaitu cara sula dan salang. Sula dilaksanakan dengan menikam dubur pesalah dengan pucuk nipah hingga sampat ke perutnya. Salang pula ialah membunuh dengan menggunakan keris panjang yang dikenali juga sebagai keris penyalang. Keris tersebut digunakan untuk menikam jantung melalui tulang selangka, iaitu kawasan di antara bahu dengan leher sebelah kiri. Keris akan dicabut dan kawasan luka itu akan ditekap dengan kain untuk menghalang darah dari memancut. Rakyat Pahang dikatakan takut hendak mengubah cara hidup mereka, terutama taksub kepada golongan raja kerana takutkan daulat Raja. Abdullah mengimbas semula tentang negeri Pahang. Dahulu Pahang mashur tetapi sekarang negeri tersebut kesunyian dan miskin. Kemiskinannya bukanlah kerana ia diserang dan ditawan musuh dari luar atau disebabkan oleh perompak dan penyamun yang mengganggu dan menjejaskan perniagaannya ataupun oleh kerana tanahnya yang tandus kerana terbukti hutannya hidup subur menghijau. Bagi Abdullah, Pahang miskin kerana kezaliman rajanya. Rakyat takut dan juga tidak mahu berusaha dan menghasilkan lebihan untuk simpanan kerana akhirnya akan diminta oleh raja. Kalau tidak diberi akan dirampasnya juga. Maka keadaan ini mematahkan semangat rakyat untuk membuat harta, menabung dan sebagainya.

Di Terengganu (Kuala Terengganu) Abdullah menerangkan terdapat pasar yang dibuka pada waktu petang. Raja menduduki tempat dan hiraki yang istimewa dalam masyarakat Melayu. Apabila melalui istana dan perkampungan raja, rakyat biasa dilarang memakai payung sama sekali. Golongan rakyat juga dilarang memakai baju kasa, kasut dan pakaian serba kuning. Abdullah menganggap larangan ini sebagai kolot dan bodoh. Dia bertanya, mengapa tidak dilarang burung terbang di atas istana, atau nyamuk memakan darah raja atau pijat-pijat menggigit raja dan sebagainya. Sebaliknya mengapa tidak dilarang penjualan dan penghisapan madat atau candu yang berleluasa bukan sahaja di kalangan rakyat tetapi juga raja. Sepatutnya raja menjadi contoh, teladan dan role model untuk rakyat tetapi di Pahang dan Terengganu sebaliknya berlaku. Golongan raja tidak menampakkan ciri-ciri orang yang dianggap berbangsa, bangsawan dan berdarjat mulia. Jadi jika golongan raja tidak berakhlak mulia bagaimanakah pula dengan rakyat biasa? Orang yang menjadi penagih madat jarang mementingkan kebersihan dirinya. Pakaian mereka kotor dan berdaki. Kadang-kadang pakaian tersebut 4-5 bulan tidak dibasuh. Baju mereka penuh dengan tuma. Kebanyakan kanak-kanak Terengganu tidak bersekolah. Mereka asyik bermain-main sahaja sepanjang hari. Jalan-jalan dan lorong-lorong di sekitar pekan didapati kotor dan penuh dengan sampah sarap. Jalan dan lorong tersebut juga sering becak. Perkampungan dan rumah mereka congkah-mangkih, iaitu tidak tersusun dan tidak sama. Masing-masing penghuni membina rumah ikut suka hati. Ada rumah yang membelakangi jalan ada yang mengiring jalan dan terdapat juga lorong-lorong yang sempit yang hanya muat untuk seorang lalu sahaja. Rumah dipagar tetapi pagar yang dibina bengkang-bengkok. Atap rumah pula dipasang tinggi. Keliling rumah kotor dan di bawah rumah terdapat banyak sampah sarap. Di bawah rumah dapur pula terdapat kelimbahan. Kebanyakan rumah terdapat banyak sabut yang diperun pada waktu malam untuk menghalau nyamuk. Di kawasan kampung ditanam banyak pokok kelapa. Pada tiap-tiap kampung terdapat sebuah madrasah. Di pasar terdapat ramai peniaga barang-barang makanan tetapi kesemua mereka perempuan. Barangan makanan yang dijual adalah penganan, cucur, pisang rebus, keladi rebus, penganan talan dan sebagainya. Terdapat perbezaan di antara rumah orang kaya dengan orang miskin. Rumah orang kaya dibuat dari batu dan bangunan rumah adalah seperti rumah orang Cina. Rumah tersebut diberi tembok tetapi dinding tembok penuh dengan kesan ludah sirih dan juga lumut. Di Terengganu juga banyak ditanam pokok limau yang dijual di pasar. Lembu, kambing dan biri-biri murah harganya. Harga seekor kambing seringgit. Walaupun daging murah orang ramai tidak suka memakannya. Sebaliknya mereka lebih suka makan makanan yang busuk-busuk seperti tempoyak, pekasam, petai, jering, ulam dan sebagainya. Di Terengganu juga tiada tempat atau sekolah orang mengajar Bahasa Melayu tetapi terdapat 6/7 buah rumah tempat kanak-kanak belajar mengaji. Abdullah menceritakan juga tentang dialek Terengganu di mana perkataan yang berakhir dengan n dibunyikan ng. Contohnya, ikan = ikang, tuan = tuang, bulan = bulang, makan = makang dll. Walau bagaimanapun apabila mereka menyurat betul pula ejaannya. Di Terengganu, raja dan hamba raja bermaharajalela. Setiap orang dikatakan ada 4-5 campak buang (lembing?), sebilah keris dan sebilah chenangkas (pedang panjang). Mereka tidak bekerja kecuali memikul senjta-senjata ini ke hulu ke hilir. Orang lelakinya malas tetapi orang perempuannya rajin-rajin terutamanya di dalam bidang perniagaan. Di Terengganu juga rakyat takut hendak mengumpulkan harta atau menghasilkan lebihan takut nanti diminta atau dirampas atau dirompak oleh golongan raja. Abdullah risau sekiranya kaum ibu yang bekerja dan berniaga, anak-anak di rumah akan terbiar dan tidak terurus pakaian dan makan minum mereka. Apa yang akan jadi pada generasi akan datang?

Di Kelantan lelakinya juga banyak memakai senjata. Setiap orang ada 6/7 batang campak buang di samping parang lading atau chenangkas atau pedang. Sebilah keris juga lazimnya tersisip di pinggang. Ada juga di kalangan mereka yang membawa senapang. Warna kulit mereka semuanya hitam. Tanah perkampungan orang Kelantan subur dan ditanam penuh dengan nyiur, durian dan buah-buahan tempatan yang lain. Terdapat juga binatang ternakan seperti lembu, dan kerbau yang gemuk-gemuk. Di pasar penuh dengan perempuan yang berniaga. Seperti di Terengganu, di pasar terdapat juga makanan busuk-busuk yang disukai orang tempatan seperti budu, ikan asin, siput asin dll. Orang tempatan tidak banyak makan daging tetapi sebaliknya suka makan ikan yang banyak terdapat di perairan negeri itu. Abdullah disuruh makan timun tetapi apa yang dipanggil oleh orang Kelantan timun itu adalah tembikai. Kenderaan Raja Kelantan adalah gajah. Abdullah menghadap raja, dikeluarkan tempat sirih dahulu dan dia disuruh makan sirih sementara menunggu raja santap. Raja Kelantan pada waktu itu berwajah rendah, hitam manis, tubuhnya gempal, mukanya bulat dan hidungnya mancung. Rambutnya mencecah bahu. Pada pinggangnya tersisip sebilah keris. Keadaan kampung tidak tersusun. Sampah-sarap berselerakan menyebabkan alam persekitaran berbau busuk. Orang Kelantan, sama ada raja mahupun rakyat tidak memakai kasut. Di Kelantan terdapat ramai perempuan jalang yang dikenali sebagai orang bujang. Apabila waktu petang mereka datang menghampiri perahu. Mereka datang berkemban dan memakai sanggul lintang. Pada rambut mereka diletakkan bunga melor yang telah dikarang. Bagi orang Kelantan pekerjaan ini tidak dianggap hina. Mengikut Abdullah, “adat dalam negeri tiada menjadi hina pekerjaan itu”. Kebanyakan orang Kelantan juga suka menyabung dan berjudi. Mengikut Abdullah, dari 100 orang hanya 2 sahaja yang mengikut perintah Allah seperti sembahyang. Rakyat taat kepada sultan. Apabila sultan berperang sama sendiri (perang saudara kerana berebut takhta) rakyat dikerah untuk berlawan. Mereka membuat kubu dan terpaksa membawa bekalan makan sendiri kerana raja tidak menyediakan makanan untuk mereka. Anak bini di rumah dibiar mencari nafkah sendiri. Rakyat yang dikerah berperang juga terpaksa bawa senjata sendiri kerana raja juga tidak membekalkan mereka dengan sebarang senjata. Peperangan ini biasanya memakan masa berbulan-bulan kerana masing-masing pasukan akan hanya melepaskan beberapa das tembakan dari kubu mereka setiap hari. Peperangan ini menguji ketahanan mental dan juga bekalan makanan masing-masing pasukan. Apabila makanan habis rakyat yang dikerah akan balik ke rumahnya untuk menyediakan bekalan makanan bagi jangka masa berikutnya. Di Sabak (sebuah perkampungan nelayan di tepi pantai) rakyat rata-rata miskin. Kain baju mereka compang-camping. Kepala mereka gondol. Pekerjaan penduduk ialah memukat dan bertanam padi. Tempat tinggal mereka merupakan pondok, atap dan dindingnya dibuat dari daun nipah. Lantai pula jongkang-jongkit. Kawasan rumah busuk, bau ikan dan sampah sarap yang bertimbun-timbun. Sawah mereka luas dan bersih. Di sawah terdapat beratus-ratus ekor kerbau dan lembu. Raja Kelantan disifatkan zalim oleh Abdullah. Rakyat sering dianiaya. Rakyat sehari-hari mengerjakan pekerjaan raja tetapi makan minum rakyat tersebut laki-bini tidak diberi. Sebaliknya, perahu, tanaman dan ternakan akan diambil (rampas) oleh raja mengikut sesuka hatinya. Begitu juga dengan anak-anak perempuan yang cantik akan diambil oleh raja untuk menjadi gundeknya.

Sunday, January 15, 2012

MENINGKAT lagi SETAHUN usia

Tanggal 21 Muharram (tahun hijriah) dan 18 November (tahun masihi) yang lalu genap 3 dekad diberi nafas oleh Yang Maha Kuasa untuk mengharungi lautan kehidupan dunia yang mencabar ini. Di lambung ombak, dihempas badai namun ada juga riak tenang yang menjadi guru kehidupan dibawah rahmatnya.

Menjelma sebagai makhluk yang tidak punya apa-apa menumpang kasih sayang kedua orang tua membesarkan dan memberi pendidikan yang seadanya. Ya ALLAH tuhanku Yang Maha Pemurah kau kurniakanlah limpahan rahmatmu keatas kedua orang tuaku yang banyak berjasa dalam menggalas amanahMU. Buat semua adik beradikku, saudara mara  semua sememangnya kehidupan bersama kalian adalah anugerah TUHAN yang amat baik telah diberikan. Segala hubungan baik yang dilalui akan mendapat kerdhaan ILAHI dan pahala yang meliputi. Sekalung ingatan kepada rakan taulan dan maulan yang sama-sama mengharungi sejak di alam permainan, persekolahan serta pekerjaan amat dihargai.

Lama telah kulalui kadangkalanya berlari, meniti dan berjalan kesana-kemari menghabiskan usia menambah catatan diari kehidupan dunia namun kadang terlupa kita akan menuju kehidupan yang abadi. Alangkah indahnya kehidupan yang penuh ranjau dugaan kadang tersepit dan selalunya bernasib baik menjadi pelajaran dan pengalaman manis dan pahit yang tak perlu diungkit. Rezeki yang dikurnia setelah bergelar seorang suami dan bapa amat disyukuri dan diinsafi semoga berkat dari ilahi mampu menambahkan kebahagiaan yang berseri. 

Tanggungjawab sebagai seorang pekerja semakin bertambah dengan dugaan dan cabaran bersilih ganti dalam memenuhi hala tuju organisasi. Setiap amanah yang dipikul adalah kepuasan dari penat lelah keletihan dari kerahan pihak atasan namun itu semua adalah satu tanggungjawab yang perlu dibereskan dengan niat beribadat asalkan kerana tuhan. Kesihatan yang baik walaupun ada ketikanya sakit sebagai penghapus dosa atas kelakuan yang agak tidak baik ditambah dengan usaha nekad menjauhi tabiat menyedut nikotin sejak menjelmanya 1 Ramadhan yang lalu.

Kisah sedih menutup tahun lepas dengan pemergian ibunda tercinta yang dikasihi setelah hampir dua bulan bertarung dengan ujian diabetes dari Allah sebagai asbab menuju ke hadrat Maha Pencipta pada 17 Muharram/13 Disember baru-baru ini. Emak yang disayangi memang telah banyak berjasa melahirkan, menyusui serta mengasuh anaknya yang kelima ini dengan susah payah namun penuh tabah dalam membentuh sahsiah dan sifat-sifat mahmudah kepada kami sekeluarga di usia 64 tahun.

Dengan doa dan harapan semoga masa-masa mendatang lebih membahagiakan dengan kesihatan yang lebih baik dalam menjalani kehidupan sebagai seorang hamba tuhan yang dekat dalam kerahmatan .